Tidak jauh berbeda, Surabaya Survey Center (SSC) juga merilis hasil survei yang bertajuk ‘Menjemput Tanding Puputan’. Dalam survei yang berlangsung dari 4-13 Juni ini, elektabilitas Khofifah-Emil sebesar 47,2 persen. Meninggalkan Gus Ipul-Puti di 42,1 persen.
Dalam survei SSC tersebut juga terungkap bahwa elektabilitas Khofifah–Emil terus merangkak naik sejak Desember 2017 hingga Juni 2018 sebesar 6,1 persen. Jauh lebih tinggi dibandingkan Gus Ipul–Puti yang hanya sebesar 2,9 persen.
“Khofifah–Emil dinilai memiliki program kerja yang baik sehingga dinilai mampu menyelesaikan masalah kemiskinan, kesehatan, pendidikan, dan lainnya di Jawa Timur. Khofifah juga dianggap menguasai masalah dan merupakan sosok pemimpin yang cerdas,” ungkap Direktur SSC, Mochtar W Oetomo, Jumat (22/6).
Selain ketiga lembaga servei tersebut, lembaga survei lain yang melakukan survei di Jatim juga menemukan hasil yang tidak jauh berbeda. Dimana warga Jatim lebih percaya pada Khofifah-Emil dalam memimpin Jatim, karena dinilai lebih mampu dari Gus Ipul-Puti.
Lembaga survei Populi Center yang melakukan survei pada tanggal 22-28 April 2018, menempatkan elektabilitas pasangan Khofifah-Emil Dardak 44 persen, meninggalkan pasangan Gus Ipul-Puti 38,8 persen.
CSIS (Centre for Strategic and International Studies) juga telah merilis survei Pilgub Jatim 2018 pada Mei lalu. Dalam survei yang dilaksanakan pada 16-30 April 2018, Khofifah–Emil unggul 53,8 persen dari Gus Ipul–Puti yang hanya memperoleh 37,8 persen.
Lembaga survei lain, Alvara Research Centre juga merilis hasil yang tidak jauh berbeda. Pasangan nomor urut satu, Khofifah–Emil dalam survei ini memperoleh 48 persen suara responden. Sedangkan pasangan Gus Ipul-Puti hanya mendapatkan 41,9 persen.
(ARif R/Hrn)
Masy jatim semakin cerdas….ternyata kulit semangka hijau dalamnya merah dan masy sdh pernah dibohongi…. ini lho info dr kamar sebelah…
Dua kali sy dukung gus ipul, tp sekarng maaf gus gk bisa dukung lagi soalnx ada partainx siianuuu.
Kesan keminter calon no. 1 seakan-akan dia paling tahu org lain dianggap gk ngerti, itu kesan yg ditampilkan setiap debat.