MAKASSAR – Perwakilan pelaku ekonomi dan perbankan syariah dari 18 provinsi di Kawasan Timur Indonesia (KTI) mengikuti Festival Ekonomi Syariah (FESyar) KTI yang diselenggarakan di Makassar.
“Penyelenggaraan Festival Ekonomi Syariah di Sulawesi Selatan ini merupakan rangkaian dari menuju Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) yang akan dilaksanakan di Surabaya pada 8- 11 November 2017,” kata Penyelenggara yang juga adalah Kepala Kpw Bank Indonesia (BI) Sulsel Bambang Kusmiarso di Makassar, Jumat (25/8).
Kusmiarso berpendapat FESyar yang diikuti oleh 18 provinsi di KTI itu dalam rangka untuk mendorong perkembangan keuangan syariah dan kegiatan ekonomi di sektor riil.
Pelaksanaan FESyar pertama yang dilaksanakan di KTI ini akan menjadi sebuah momentum penting mengingat beberapa hal seperti potensi pariwisata Islami yang masih belum tergali secara optimal di KTI.
“Potensi zakat dan wakaf di Kawasan Timur Indonesia cukup besar. Total penerimaan ZIS hanya di SulSel selama tahun 2015 mencapai Rp80,3 miliar,” katanya.
Dari jumlah tersebut, komposisinya Rp59,50 miliar berasal dari zakat fitrah diikuti Rp5,12 miliar dari zakat mal, dan Rp15,70 miliar dari infaq.
Disamping itu, terdapat potensi khusus yang dapat dikembangkan seperti di Sulsel yang memiliki 10.440 tanah wakaf dengan luas 1.029 juta meter persegi. Sekitar 23,35 persen dari tanah wakaf nasional dan 53 persen di antaranya telah bersertifikat wakaf.
Pada intinya, latar belakang FESyar itu sendiri adalah untuk lebih memperkenalkan kepada masyarakat luas mengenai pentingnya pengembangan ekonomi syariah di Indonesia khususnya di KTI. (Ant/Frdn)