PADANGĀ – Perantau Minang diperkirakan menghabiskan sekitar Rp 2 triliun untuk sejumlah kebutuhan di kampung halaman di Sumatera Barat selama libur lebaran 1438 Hijriyah.
“Jumlah perantau yang pulang tahun ini diperkirakan satu juta orang, jika masing-masing menghabiskan Rp2 juta selama di kampung, perputaran uangnya tentu sangat besar,” kata Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Provinsi Sumbar, Eri Nofriadi di Padang, Kamis (8/6).
Ia mengatakan hal itu akan sangat membantu menggerakkan roda perekonomian masyarakat, mulai dari masyarakat kecil hingga pelaku usaha menengah seperti hotel dan rumah makan.
Sebagian besar pengeluaran perantau yang pulang kampung menurut dia adalah untuk zakat, sumbangan pembangunan daerah, kebutuhan sehari-hari, uang tanda untuk keluarga serta untuk berwisata.
Bahkan, tidak sedikit perantau yang menginap di hotel karena berbagai alasan hingga tingkat hunian hotel pada dua kota di Sumbar, yaitu Bukittinggi dan Padang pada lebaran bisa di atas 90 persen.
Sebelumnya, Kepala Biro Kerja Sama dan Rantau Sekretariat Provinsi Sumbar Luhur Budianda SY memprediksi sebagian perantau yang pulang tahun ini dipengaruhi oleh promosi wisata daerah, terutama destinasi baru seperti Kawasan Wisata Terpadu Mandeh.
“Perantau tentu ingin pula menikmati destinasi wisata di kampung halaman, yang selama di rantau hanya bisa dilihat melalui berita atau media sosial,” katanya.
Sayangnya, perantau hanya bisa menikmati destinasi wisata, sedangkan agenda wisata budaya atau seni tidak ada yang digelar.
Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Oni Yulfian menyebutkan menyambut lebaran 1438 Hijriyah ini kegiatan wisata yang masuk agenda hanya semarak 1 Syawal.
“Kegiatan itu rencananya digelar di Masjid Raya Sumbar,” katanya. (Hrn)
Selamat berjuang…..
Semoga selamat sampai dikampung halaman…..
Pulang basamo