SURABAYA – Pemprov Jatim menegur sikap Pemkot Surabaya yang tak mengindahkan himbauan dari Gubernur Jatim Soekarwo yang menolak mendirikan bendera setengah tiang sebagai penghormatan terhadap wafatnya mantan Gubernur Jatim Basofi Sudirman, Senin (7/8) kemarin.

“Kami prihatin tentang hal tersebut, Ibaratnya saat ini kita ada hajatan. Tetapi dalam proses hajatan tadi, ayah kita meninggal. Harusnya kan hajatan dihentikan dulu, kita berduka dulu sebentar, kemudian hajatan dilakukan kembali,” ujar Karo Humas dan Protokol Pemprov Jatim, Benny Sampir Wanto melalui keterangan tertulisnya, Selasa (8/8).

Benny yang saat ini sedang di Rusia mendampingi Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan pengibaran bendera setengah tiang, lanjutnya, sekali lagi sebagai bentuk penghormatan kepada pimpinan yang berjasa bagi Jatim secara keseluruhan. Jatim tidak akan seperti saat ini, tanpa rangkaian kepemimpinan selama ini, salah satunya dipimpin mantan Gubernur Basofi Sudirman.

“Gubernur  Jawa Timur adalah gubernurnya masyarakat seluruh Jawa Timur, bukan gubernurnya Pemprov  Jatim saja. Oleh karena itu, gubernur dipilih oleh rakyat se-Jawa Timur dan bertanggungjawab terhadap pemerintahan di provinsi ini. Maka, kabupaten/kota agar menyesuaikan kebijakannya dengan provinsi. Hal itu juga diingatkan beberapa kali oleh Mendagri,” ujarnya.

Untuk diketahui, Gubernur Jatim mengeluarkan surat himbauan agar Pemkab/Pemkot di Jatim mengibarkan bendera setengah untuk menghormati wafatnya mantan Gubernur Jatim Basofi Sudirman. Surat himbauan tersebut tertuang dalam surat edaran nomor 019/13474/033/2017 dengan klasifikasi surat amat segera.

Namun, himbauan tersebut hanyalah macan kertas saja bagi Pemkot Surabaya. Pemkot terang-terangan menolak mengibarkan bendera setenga tiang tersebut. Dasar penolakannya yaitu telah menerima surat edara sebelumnya Menteri Sekretaris Negara tertanggal 15 Juni 2017 yang mengimbau pengibaran bendera Merah Putih mulai 1-31 Agustus. (Setya/Hrn)