SOLO, SERUJI.CO.ID – Pada bulan Juni 2018, angka inflasi di Kota Solo, Jawa Tengah lebih tinggi daripada angka inflasi di Jawa Tengah dan nasional. Badan Pusat Statistik mencatat inflasi Solo 0,85 persen pada bulan Juni.
Bila dibandingkan dengan DKI Jakarta, angka inflasi Jakarta justru jauh lebih rendah dari Kota Bengawan. Yaitu 0,48 pada bulan yang sama.
Dalam rapat koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se-Solo Raya, Selasa (10/7), TPID menghadirkan BUMD DKI Jakarta, PT. Food Station Tjipinang Jaya. BUMD yang berkecimpung dalam bidang pangan tersebut memiliki andil dalam pengendalian inflasi di DKI Jakarta.
Direktur Keuangan PT. Food Station Tjipinang Jaya Thomas Hadinata mengemukakan, pihaknya turut menjaga kestabilan komoditas pangan di DKI Jakarta. Salah satunya dengan menjalin kerjasama dengan daerah lain yang merupakan produsen.
“Sebab Jakarta itu untuk pangan 95 persen bergantung dari daerah lain. Sehingga penyediaannya kita bekerja sama dengan Jabar, Jatim dan Jateng,” katanya.
Tak hanya itu, BUMD pangan milik provinsi tersebut juga memberlakukan distribusi stok yang menarik guna pengendalian inflasi. Pihaknya melakukan distribusi pada 20 persen warga DKI Jakarta dengan kemampuan ekonomi yang rendah.
Kemudian, PT. Food Station Tjipinang Jaya pun menerapkan program beras bagi PNS DKI Jakarta. “Dananya dipotong dari Tunjangan Kinerja Daerah dan sistemnya menggunakan kartu atau cashless,” jelasnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo Bandoe Widiarto berharap, para stakeholder pengendali inflasi daerah di Solo Raya mampu mempelajari cara BUMD pangan Jakarta mengendalikan inflasi.
“Termasuk mengenai sistem kerjasama antar daerah, saya harap bisa dicontoh dan disempurnakan guna mengendalikan inflasi,” kata Bandoe. (Vita K/Hrn)