MAJALENGKA, SERUJI.CO.ID –Â Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher mengutarakan tentang tiga keistimewaan Bandara Internasional Jawa Barat, atau BIJB di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, salah satunya adalah bandara itu merupakan bandara pertama di Indonesia dikelola oleh BUMD dan BUMN.
“Bandara ini punya keistimewaan yang pertama ini diinisiasi oleh tokoh dan masyarakat Jawa Barat, yang kedua bandara ini adalah bandara di daerah yang paling luas dan besar. Yang ketiga karena ini lahir dari tokoh dan masyarakat Jawa Barat maka bandara ini dimiliki masyarakat oleh BUMD Pemprov Jabar,” kata Gubernur Aher saat meninjau ke lokasi pembangunan Terminal Domestik BIJB, di Kabupaten Majalengka, Senin (2/4).
BUMD milik Pemprov Jawa Barat yang diberi tugas untuk mengelola bandara ini adalah PT Bandar Udara Internasional Jawa Barat sedangkan BUMN-nya PT Angkasa Pura II.
Gubernur Aher mengatakan luas Bandara Internasional Jawa Barat hampir sama dengan Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.
“BIJB ini adalah bandara kebanggaan masyarakat Jawa Barat. BIJB hadir sebagai bandara daerah yang paling luas di Indonesia, setelah Soekarno Hatta. Luas BIJB mencapai 1.800 hektare,” kata Aher.
Pada kesempatan tersebut, Aher menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Jawa Barat Periode 2003-2008 Danny Setiawan yang menjadi salah seorang penggagas Bandara Internasional Jawa Barat.
“Saya harus sebut, tentu secara khusus Pak Danny Setiawan sebagai Gubernur Jabar sebelumnya dan teman-teman dari Kadin Jawa Barat. Mereka adalah yang menginisiasi dan merencanakan awal bandara ini hingga mendapatkan izin prinsipnya dari Kemenhub pada saat itu,” kata dia.
Selain itu, orang nomor satu di Provinsi Jawa Barat ini juga mengusulkan KH Abdul Halim menjadi nama Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, sosok KH Abdul Halim merupakan pahlawan nasional asal Kabupaten Majalengka.
“Biasanya berbagai tempat bandara Indonesia dinamai pahlawan setempat. Pahlawan nasional dari Majalengka adalah KH Abdul Halim, saya rasa setuju kalau saatnya nanti diberi nama KH Abdul Halim,” kata Aher.