KOTA BANJAR, SERUJI.CO.ID – Harga telur ayam dan daging ayam di pasar Banjar, Jawa Barat, mengalami kenaikan harga. Berdasarkan pantauan di pasar Banjar Jumat (20/7) pagi, daging ayam yang semula Rp32 ribu/kg menjadi Rp 38 ribu/kg. Sementara,telur ayam yang semula hanya Rp 19 ribu/kg naik menjadi Rp 28 ribu/kg.
Akibat kenaikan harga di pasar Banjar ini, sejumlah pedagang daging ayam dan telur ayam mengalami penurunan permintaan.
Salah satu penjual daging ayam, Dede Rini (49) menuturkan, hampir dua pekan ini harga daging ayam setiap hari mengalami kenaikan, semula harga daging ayam Rp32 ribu/kg menjadi Rp 38 ribu/kg.
“Kenaikan hampir setiap hari, mulai naik Rp1000, hingga Rp2000. Namun saat ini harga masih tetap Rp38 ribu/kg,” ungkap Dede Rini saat ditemui SERUJI di pasar Banjar, Jumat (20/7).
Akibat naiknya harga, kata Dede Rini, permintaan cenderung menurun.
“Biasanya kalo lagi normal permintaan daging ayam sangat tinggi, sehari saya bisa 2 kwintal, tapi sekarang harga naik ada penurunan 50%. Ya mudah-mudahan harga bisa turun lagi,” ujarnya.
Ditemui terpisah, pedagang telur ayam, Adam (45) mengungkapkan, baru kali ini harga telur ayam hingga Rp28 ribu/kg padahal semula hanya Rp19 ribu/kg.
“Biasanya kenaikan terjadi saat bulan Ramadan hingga Lebaran. Namun tahun ini justru kenaikan terjadi usai Lebaran. Banyak pedagang juga mengeluh, baru tahun ini kenaikan terjadi setelah lebaran,” tukasnya.
Kenaikan harga telur ayam ini, terjadi hampir merata di seluruh Indonesia.
Menteri Perdagangan, Enggartriasto Lukita, saat dikonfirmasi mengenail hal ini mengatakan bahwa kenaikan harga telur terkait dengan berlangsungnya Piala Dunia 2018 di Rusia. Selama gelaran sepakbola dunia itu, kata Enggar, permintaan telur memang meningkat, sebagai makanan instan untuk menemani bergadang sambil menonton sepakbola.
“Karena tengah malam itu (makan) nasgor (nasi goreng) pakai telor; internet, Indomie telur, dan kornet, pakai telur juga. Saya dulu pernah menyelinap, ada fresh telur langsung kita ambil bikin nasgor,” kata Enggar di Jakarta. Senin (16/7).
Pernyataan Enggar itu mendapat kecaman berbagai kalangan, karena diaggap tidak logis dan terkesan hanya mencari-cari alasan, ditengah kenaikan harga telur. (Degum/Hrn)