MENU

Masyarakat Diimbau Selektif Beli Ikan Patin Impor dari Vietnam

MATARAM, SERUJI.CO.ID – Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengimbau masyarakat agar lebih selektif membeli ikan patin impor dari Vietnam karena ikan tersebut terkontaminasi zat berbahaya bagi kesehatan.

“Informasi kami terima baru kemarin dan sudah langsung kami koordinasikan dengan bidang-bidang lain untuk disampaikan ke masyarakat secara luas,” kata Kepala Bidang Perairan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Mataram Emir Rumair di Mataram, Kamis (12/10).

Untuk menindaklanjuti informasi tersebut, pihaknya berencana akan melakukan turun ke sejumlah “supermarket” dan pasar modern bersama dengan Dinas Perdagangan, untuk mencari tahu apakah peredaran ikan patin ada di kota ini atau tidak.

“Meskipun sejauh ini, belum ada pengaduan masyarakat terkait dengan temuan adanya ikan patin impor tersebut,” ujarnya.

Emir mengakui, sejauh ini minat masyarakat Mataram mengkonsumsi ikan impor masih rendah, sebab masyarakat belum terbiasa dan masyarakat di kota ini lebih senang mengkonsumsi ikan segar.

Apalagi, Kota Mataram memiliki wilayah perairan dengan potensi ikan laut cukup tinggi dan pengembangan budi daya ikan air tawar cukup banyak. Karena itu, masyarakat lebih memilih membeli ikan segar dibandingkan ikan impor.

“Meski demikian, upaya antisipasi harus tetap kita lakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya.

Dikatakan, pemerintah kota saat ini sedang mengembangkan budi daya ikan patin, untuk memasyarakatkan ikan patin sekaligus meningkatkan konsumsi ikan patin di daerah ini.

Saat ini, katanya, masyarakat masih terbiasa mengkonsumsi ikan air tawar jenis nila dan lele, sementara patin yang merupakan jenis ikan air tawar yang beberapa tahun terakhir ini mulai dikembangkan dan peminatnya masih kurang.

“Patin ini mirip ikan lele, mungkin itulah membuat masyarakat belum terbiasa mengkonsumsinya karena peminat lele lebih sedikit dibandingkan nila,” katanya.

Akan tetapi, lanjutnya, jika melihat dari kandungan gizi pada ikan patin hampir sama dengan ikan salmon yang memiliki kandungan gizi omega tiga tinggi sehingga baik untuk ibu hamil dan perkembangan otak balita.

Harga ikan patin bahkan lebih tinggi dibandingkan jenis ikan nila yang hanya Rp 25.000-27.000 per kilogram di pasaran, sementara ikan patin bisa mencapai Rp 30.000-32.000 per kilogram.

Terkait dengan itu, pihaknya berharap dengan adanya kegiatan lomba masak serba ikan khusus untuk jenis patin, para pembudidaya ikan air tawar bisa beralih mengembangkan patin, begitu juga masyarakat bisa mengkonsumsi ikan patin lebih banyak.

“Pangsa pasar ikan patin ini cukup luas, tapi karena pemudidaya masih minim, hasil produksi saat ini baru bisa memenuhi sebagian kebutuhan hotel dan restoran,” katanya.

Data DKP Mataram menyebutkan, produksi ikan air tawar (nila, lele, gurami, dan sebagian kecil patin) sebanyak 283 ton tahun 2016, baru dapat memenuhi kebutuhan konsumsi warga kota sekitar 85 persen, sisanya didatangkan dari pembudidaya ikan air tawar dari luar kota.

Sementara tingkat konsumsi ikan di Mataram tercatat 27,5 kilogram per kapita per tahun. (Ant/SU02)

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

2 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER