JAYAPURA, SERUJI.CO.ID – Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi mengatakan isu penggunaan bom fosfor oleh militer Indonesia itu konyol dan murahan.
Isu itu dinilai hanya propaganda kelompok separatis dari Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN OPM), yang disebut polisi sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Nduga, Papua, untuk memojokkan Indonesia di mata internasional.
“TNI tidak pernah, tidak akan mau memiliki, dan tidak akan menggunakan senjata kimia pembunuh massal, termasuk bom fosfor. Apalagi di Papua kami tak memiliki senjata artileri dan tidak memiliki pesawat tempur. Alutsista (alat utama sistem persenjataan) TNI yang ada di Papua hanya pesawat heli angkut jenis Bell, Bolco, dan MI-17. Tidak ada peswat serbu apalagi pengebom,” kata Aidi dalam keterangan tertulis yang diterima SERUJI, Sabtu (22/12).
Lebih lanjut Aidi mengatakan, bia benar TNI menggunakan bom fosfor, maka paling tidak seluruh Kabupaten Nduga sudah habis terbakar, seluruh manusia dan hewan yang ada di sana sudah mati.
Baca juga:Â Tim Gabungan TNI-Polri Berhasil Identifikasi Asal Senjata Kelompok Separatis Papua
“Orang-orang yang membuat berita propaganda adalah orang-orang konyol dan bodoh, yang tidak mempelajari terlebih dahulu karakteristik suatu senjata atau barang, yang penting bisa membuat berita bohong, menyesatkan atau menfitnah,” kata Aldi.
“Dan yang lebih konyol lagi adalah media yang mau memuat suatu berita murahan tanpa didasari oleh suatu data yang akurat,” imbuhnya.
Menurutnya, demi untuk membuat berita bohong dan upaya propaganda, kelompok separatis di Papua itu menggunakan segala macam cara dan menampilkan data palsu yang sangat absrud dan tidak masuk logika.
“Senjata fosfor itu sifatnya membunuh secara massal dan ditembakkan menggunakan senjata meriam artileri atau dengan pesawat tempur pengebom, maka tidak mungkin ditembakkan pada lokasi atau daerah yang ada pasukan kawan. Karena seluruh mahkluk hidup yang ada di area terdampak bom pasti mati atau paling tidak luka berat dan cacat seumur hidup. Nyatanya pasukan TNI-Polri di Nduga sampai sekarang sehat-sehat saja tidak ada yang kena fosfor,” terangnya.
Baca juga:Â Tegaskan KKB Pemberontak Bukan Kriminal, Ryamizard: Menyerah atau Diselesaikan!
Dijelaskan oleh Aidi, senjata bom fosfor atau nama kerennya sering disebut WP (White Phosphorus) atau lebih keren lagi disebut Willy Pete, tujuan utama penggunaannya adalah utuk pembakaran lokasi musuh atau pengahancuran daerah.
“Cara penggunaanya ditembakkan menggunakan senjata meriam artileri berat dari jarak puluhan sampai ratusan kilo meter bahkan bisa antar pulau, atau dibawa oleh pesawat tempur jenis pengebom, tidak mungkin bisa diangkut menggunakan helikopter angkut, apalagi hanya dibawa oleh prajurit infanteri,” jelasnya.
Sebelumnya, media Tempo.co memuat berita tentang surat kabar di Australia, The Saturday Paper, yang memberitakan militer Indonesia menggunakan bom fosfor untuk mengejar Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada pertengahan Desember lalu.
Dalam berita The Saturday Paper berjudul Exclusive: Chemical weapons dropped on Papua yang terbit pada Sabtu (22/12), dilaporkan bukti militer Indonesia menggunakan bom fosfor tampak dari tubuh korban yang mengalami luka bakar di seluruh tubuhnya. (Faisal N/SU05)