JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Anggota DPD RI DKI Jakarta Fahira Idris menyoroti berbagai serangan yang ditujukan ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terutama di media sosial yang semakin intensif saja.
Namun, menurut Fahira, sayangnya sebagian besar serangan ini tidak berbobot bahkan menjurus ke penyesatan informasi bahkan fitnah.
“Walau terlihat terorganisir terutama terkait akun dan konten, tetapi isu yang jadi amunisi serangan sangat sporadis tanpa memperhatikan konteks, waktu, tempat dan validitas data sehingga tidak jarang serangan mereka jadi bahan lelucon warga net,” kata Fahira lewat keterangan tertulis yang diterima SERUJI di Jakarta, Kamis (9/1).
Terbaru adalah soal lokasi banjir di Jabodetabek yang semua lokasi banjir mereka klaim terjadi di Jakarta.
“Saran saya (untuk haters Anies) jangan sering gol bunuh diri, nanti kehabisan energi karena perjalanan menuju 2024 masih panjang. Namun kalau memang tujuan menyerang Anies untuk memuaskan rasa benci Anda, silahkan saja terus serang secara sporadis, tidak perlu verifikasi kebenaran sebuah isu. Serangan Anda akan tetap jadi bahan lelucon warga net,” sindir Fahira Idris.
Fahira yang juga pegiat media sosial ini mengungkapkan, semakin intensifnya serangan terhadap Anies terutama pasca Pemilu 2019 tidak dapat dilepaskan progres kemajuan pembangunan kesejahteraan dan infrastruktur fisik di Jakarta serta deretan prestasi yang diraih Pemprov DKI Jakarta.
“Berbagai capaian inilah yang harus di-counter dengan informasi-informasi menyesatkan soal kepemimpinan Anies dengan tujuan agar media sosial dan perbincangan publik dipenuhi narasi bahwa Jakarta mengalami kemunduran,” ujar Fahira.
Selain itu, imbuh penggiat anti Miras ini, juga dikarena kekhawatiran para haters terhadap Anies sebagai kandidat paling potensial pada Pilpres 2024 mendatang.
“Mereka kesulitan cari celah isu yang bisa dijadikan amunisi untuk menyerang. Namun di sisi lain mereka juga ditargetkan harus ada serangan. Makanya tidak heran, isu yang mereka jadikan peluru bukan hanya tidak valid dan keliru sehingga berbalik ke mereka sendiri. Dan anehnya ini terjadi berulang-ulang bahkan ikut diciutkan akun-akun yang dikenal publik pemiliknya,” tukas Fahira.
Menurut Fahira, kinerja Pemprov DKI dan Anies sebagai gubernur perlu terus dikritisi. Tentunya dengan kritik yang juga berbobot. Syarat kritik yang berbobot cuma satu yaitu paham bahwa obyek yang dikritik memang tanggung jawab Pemprov DKI dan gubernur.
“Bedakan wilayah Bekasi, Tangerang dan DKI saja tidak mampu. Siapa pengelola Kawasan GBK dan Jembatan Utan Kemayoran saja tidak paham. Bagaimana mau mau kritik apalagi menyerang. Belum lagi hobbi mereka menampilkan berita lama, foto lama, dan data lama (sebelum Anies jadi gubernur) untuk menggambarkan kondisi Jakarta sekarang dengan tujuan mendegradasi yang ujung-ujungnya jadi ajang gol bunuh diri,” pungkas Fahira.