MATARAM – Banjir yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia umumnya disebabkan oleh praktik illegal logging yang marak terjadi akhir-akhir ini, serta perilaku membuang sampah di sembarang tempat. Hal ini diungkapkan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa berkunjung ke Kabupaten Sumbawa, Rabu (15/2) kemarin.
“Indonesia saat ini berada dalam urutan lima besar dunia terkait sampahnya. Maka, saya berharap lingkungan kita harus dijaga dari tumpukan sampah,” imbaunya. Selain itu, pembangunan rumah di bantaran sungai juga disinyalir turut berkontribusi dalam musibah banjir di Sumbawa. Dalam kesempatan tersebut ia meminta agar semua pihak tidak lagi memanfaatkan bantaran sungai untuk mendirikan bangunan.
Dalam lawatannya kali ini, Khofifah membawa bantuan senilai Rp. 1,69 miliar yang diperuntukkan bagi korban banjir di Sumbawa. Bantuan diterima langsung oleh Bupati Sumbawa HM. Husni Djibril di Wisma Daerah Sumbawa. Bantuan tersebut terdiri dari peralatan kebersihan lingkungan sebesar Rp 950 juta dan Rp 749 juta lainnya untuk kebutuhan logistik.
Menteri Khofifah mengatakan, kondisi Sumbawa pasca banjir membutuhkan penanganan sesegera mungkin dengan melibatkan berbagai pihak. “Harus segera ditangani, tidak boleh ditunda-tunda,” tegas Khofifah dalam sambutannya.
Sementara itu, Bupati Sumbawa HM. Husni Djibril, mengaku terhibur dengan kehadiran Mensos Khofifah. Pasalnya, banjir Sumbawa kali ini telah merendam puluhan hektare lahan pertanian, perkebunan, serta perikanan dan merata hampir di semua kecamatan. Karena itu, kata Djibril, kehadiran Mensos sangat berarti bagi masyarakat Sumbawa.
“Kami sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah pusat. Karena kami tidak ingin masyarakat kami terlalu lama menderita,” tutupnya.
EDITOR: Rizky