MATARAM – Krisis kemanusiaan di Suriah, nampaknya masih belum berakhir. Sejak meletusnya revolusi suriah pada tahun 2011 yang lalu, jutaan rakyat telah menjadi korban. Terakhir, pada Selasa (4/4) lalu, rezim yang berkuasa saat ini menghujani kota Khan Syaikhun, Idlib, dengan gas beracun jenis Klorin. Akibatnya, ratusan penduduk di wilayah tersebut terpapar zat kimia berbahaya.
Hingga berita ini ditulis, sedikitnya 450 orang dilaporkan telah menjadi korban, setidaknya 78 orang tewas dan 350 lainnya mengalami luka-luka termasuk anak-anak.
Kondisi tersebut mengundang keprihatinan banyak pihak, salah satunya Aliansi Peduli Suriah, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang merupakan gabungan dari beberpa organisasi seperti Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) NTB, Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Nusra, Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) NTB dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Mataram.
Mereka turun ke jalan, menyampaikan tuntutan agar pemerintah Indonesia ikut terlibat dalam mengatasi krisis kemanusiaan di Suriah.
“Kami tidak peduli apapun yang melatar belakangi konflik di Suriah, tetapi faktanya konflik tersebut telah menyebabkan jutaan manusia kehilangan nyawa dan tempat tinggal,” kata Romi Saefudin, salah satu pimpinan aksi dalam orasinya di Perempatan Bundaran Bank Indonesia, Mataram, hari ini, Jum’at (7/4).
Romi meminta pemerintah Indonesia, khususnya Presiden Jokowi, segera melakukan langkah-langkah diplomasi untuk menyelesaikan konflik Suriah. “Presiden Jokowi tidak boleh berpangku tangan. Indonesia harus berperan aktif dan terlibat dalam mengatasi tragedi kemanusiaan,” katanya.
“Siapapun mereka yang menjadi korban, mereka adalah manusia yang berhak untuk hidup. Karena itu harus diselamatkan,” tambah Romi.
Aksi damai Aliansi Peduli Suriah ini, menyampaikan tiga tuntutan utama. Pertama, meminta seluruh masyarakat NTB khsususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya untuk mendoakan keselamatan korban.
Kedua, menuntut kepada pihak-pihak yang terlibat dalam konflik di Suriah untuk menahan diri dan tidak melakukan serangan kepada warga sipil. Ketiga, menuntut pemerintah Indonesia dibawah kepemimpinan Jokowi-JK untuk terlibat secara aktif dalam menyelesaikan permasalahan kemanusiaan di Suriah.
Terakhir, Aliansi Peduli Suriah juga menuntut dunia Internasional untuk turut aktif menyelesaikan permasalahan kemanusiaan yang ada di Suriah.
Dalam aksi damai tersebut, para aktivis juga menggalang dana kemanusiaan yang akan diberikan kepada masyarakat korban peperangan. Dana yang terkumpul nantinya akan disalurkan melalui lembaga kemanusiaan yang selama ini konsen terhadap isu kemanusiaan di Suriah.
EDITOR: Iwan S
Di Surabaya juga ada penggalangan untuk krisis Suriah dll….