KUALA LUMPUR, SERUJI.CO.ID – Kepolisian Malaysia melakukan penggeledahan sepanjang malam hingga Kamis (17/5) pagi di lima tempat yang terkait dengan mantan Perdana Menteri Najib Razak, termasuk rumah keluarga yang ditinggalinya, menurut seorang perwira polisi senior.
Seorang pengacara untuk Najib, yang digulingkan dari jabatannya dalam pemilihan umum pekan lalu, mengatakan polisi menyita tas dan beberapa barang pribadi lainnya dari rumah Najib sehubungan dengan penyelidikan pencucian uang.
Skandal bernilai miliaran dolar di dana negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB), yang didirikan oleh Najib, sedang diselidiki oleh polisi di setidaknya enam negara, termasuk Amerika Serikat. Najib membantah melakukan kesalahan.
Amar Singh, direktur penyelidikan kejahatan komersial kepolisian, mengatakan lima tempat yang terkait dengan Najib sedang digeledah, termasuk rumah keluarga di distrik kelas atas Kuala Lumpur.
Singh tidak memberikan rincian lain, tetapi surat kabar “Star” mengatakan penggeledahan juga dilakukan di kantor perdana menteri, kediaman resmi dan dua tempat terkait dengan keluarga Najib di sebuah kondominium mewah Kuala Lumpur.
Penggeledahan di rumah keluarga itu berlanjut pada 09.00 WIB, hampir 12 jam setelah puluhan polisi bersenjata pertama kali memasuki tempat itu. Polisi memulai penggeledahan setelah Najib kembali ke rumah selepas shalat di sebuah masjid untuk menandai hari pertama bulan suci Ramadhan.
“Pencarian seharusnya dilakukan atas tindakan pencucian uang. Mereka tidak menemukan apa pun yang memberatkan,” kata pengacara Najib, Harpal Singh Grewal, kepada wartawan yang berkemah di luar rumah.
Dia mengatakan, polisi mengambil beberapa barang pribadi termasuk beberapa tas tangan. “Tidak ada yang serius. Sekitar dua, tiga kotak” darinya, menurut Grewal.
Ketika ditanya apakah Najib akan ditangkap, dia berkata bahwa tidak ada tanda bahwa polisi akan melakukannya.
Dia mengatakan, Najib dan keluarganya bekerja sama dengan polisi.
“Mereka (polisi) juga bertindak secara profesional,” katanya.
Koalisi politik Najib yang berkuasa dalam waktu lama kalah dalam pemilihan umum 9 Mei dan hanya beberapa hari kemudian, perdana menteri baru, Mahathir Mohamad, mencekal Najib dan istrinya, Rosmah Mansor, untuk meninggalkan negara itu. Najib dulunya adalah anak didik Mahathir.
Mahathir, 92, mengatakan ada bukti yang cukup untuk menyelidiki skandal tersebut di 1MDB.
Mahathir telah mengganti jaksa dan pejabat negara di lembaga anti-korupsi, dalam usaha menyingkirkan orang-orang yang terlihat dekat dengan mantan perdana menteri tersebut.
Pada Rabu (16/5), Anwar Ibrahim yang dahulu dipenjarakan, diberikan grasi penuh dan dibebaskan, yang menegaskan perubahan politik dramatis di negara Asia Tenggara tersebut dalam tujuh hari terakhir.
Anwar bekerja sama dengan Mahathir untuk menggulingkan Najib. Meski begitu, hubungan antara keduanya tetap bergejolak, dan kemungkinan akan menentukan langkah apa yang akan ditempuh Malaysia dalam beberapa bulan mendatang. (Ant/SU02)
Polisinya baru bisa menggeledah ketika sudah tidak berkuasa. Betapa hebatnya sebuah kekuasaan.
Tapi di indo udah ga berkuasa msh susah di geledah…
Gk niat kali Van, atau saling sandera?
Saling pegang kartu mati wan…
Ho’oh…