BRATISLAVA, SERUJI.CO.ID – Menteri Dalam Negeri Slovakia, Tomas Drucker mengundurkan diri pada Senin (17/4) setelah tiga minggu menjabat dan mengatakan tidak dapat menyelaraskan tuntutan umum untuk memecat pemimpin polisi negara itu karena kurang bukti.
Puluhan ribu warga Slovakia bergabung dalam unjuk rasa terbesar di negara itu dalam beberapa dasawarsa setelah pembunuhan wartawan Jan Kuciak pada Februari, yang memusatkan liputannya pada korupsi dalam bisnis dan politik.
Unjuk rasa tersebut memaksa pengunduran diri perdana menteri, yang telah menjabat lama, Robert Fico, bulan lalu, bersama dengan seluruh kabinet, termasuk sekutu jangka panjangnya, Robert Kalinak, menteri dalam negeri.
Koalisi tiga partai pimpinan Partai Smer milik Fico membentuk kabinet baru, dengan Drucker, politisi independen, menerima jabatan dalam Kementerian Dalam Negeri, namun dengan cepat menjadi pemimpin kedua pada departemen tersebut terjatuh dalam skandal itu.
Fico tetap menjadi pemimpin Smer, mempertahankan pengaruh politik yang kuat dari luar kabinet.
Pengunjuk rasa mengatakan, perubahan itu belum cukup dalam dan kepala polisi Tibor Gaspar juga harus berhenti. Para pembicara pada unjuk rasa di seluruh negara Uni Eropa dalam beberapa pekan terakhir telah mengkritiknya karena ketidakefektifannya dalam mengusut kasus korupsi.
Drucker mengatakan dia tidak menemukan alasan untuk memecat kepala polisi dan tidak memintanya untuk mengundurkan diri.
“Saya pikir tidak akan tepat bagi saya untuk langsung memecat Gaspar dengan polarisasi yang dia sebabkan. Jika saya harus meningkatkan polarisasi, bukan menetralisirnya, saya tidak punya hak untuk tetap menjadi menteri,” kata Drucker kepada wartawan.
Mantan menteri kesehatan itu mengatakan akan meninggalkan politik sepenuhnya. (Ant/SU02)